BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa
adalah alat komunikasi yang paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun
di dunia ini, banyak sekali bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah
dalam berkomunikasi dengan yang lainnya. Bahasa juga merupakan alat komunikasi
yang utama, kreatif, dan cepat bagi manusia untuk menyampaikan ide, pikiran dan
perasaannya. Bahasa tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, karena
manusialah yang menggunakan bahasa itu sendiri untuk berinteraksi. Dengan
demikian bahasa merupakan tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana dalam Al-Qur’an
surat Ar-Rum : 22 sebagai berikut :
Artinya :Dan
diantara tanda tandak keuasaannya-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (Ar-Rum :
22)
Bahasa Arab
memiliki keistimewaan dengan bahasa lainnya, karena nilai sastra yang bermutu
tinggi bagi mereka yang mendalaminya serta bahasa Arab juga ditakdirkan sebagai
bahasa Al-Qur’an yang mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya
terdapat uslub bahasa yang mengagumkan bagi manusia dan tidak ada seorangpPun
yang mampu menandinginya. Dalam Al-Qur’an disebutkan
Artinya
:“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan
al-qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yan lain.” (Al-Israa’
: 88)
Bahasa Arab dan
Al-Qur’an merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Dalam belajar Al-Qur’an bahasa Arab adalah syarat mutlak yang harus
dikuasai, demikian halnya denga belajar bahasa Al-Qur’an berarti belajar bahasa
Arab. Bahasa Arab termasuk salah satu di antara bahasa yang banyak digunakan di
dunia, karena banyak yang menggunakannya maka bahasa Arab ini menjadi bahasa
Internasional dan diakui oleh dunia. Maka tidak berlebihan jika pembelajaran
bahasa Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian mulai dari tingkat SD
(Sekolah Dasar) sampai Lembaga Pendidikan Tinggi baik Negeri maupun Swasta,
Umum maupun yang Agama untuk diajarkan dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan
dan perkembangan peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan peran utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar harus meluangkan waktu seoptimal mungkin untuk meningkatkan kwalitas belajar. Dengan demikian belajar adalah proses yang ditandai perubahan diri pada seseorang. Perubahan dalam hal ini adalah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, serta perubahan pada aspek lain yang ada pada diri siswa..[1] Dengan ini penulis akan memberikan sedikit pemaparan mengenai problematika dan solusi pembelajaran bahasa arab guna lebih menguasai bagaimana cara belajar lebih efektif dan efisien.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan peran utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini siswa sebagai subyek belajar harus meluangkan waktu seoptimal mungkin untuk meningkatkan kwalitas belajar. Dengan demikian belajar adalah proses yang ditandai perubahan diri pada seseorang. Perubahan dalam hal ini adalah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, serta perubahan pada aspek lain yang ada pada diri siswa..[1] Dengan ini penulis akan memberikan sedikit pemaparan mengenai problematika dan solusi pembelajaran bahasa arab guna lebih menguasai bagaimana cara belajar lebih efektif dan efisien.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah konsep pembelajaran bahasa arab?
2.
Baggaimana problematika dalam pembelajaran bahasa
arab?
3.
Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika pembelajaran
bahasa arab?
C.
Tujuan pembahasan
1.
Untuk mengetahui konsep pembelajaran bahasa arab
2.
Untuk mengetahui problematika dalam pembelajaran
bahasa arab
3.
Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi
problematika pembelajaran bahasa arab
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran tidak terlepas dari dua peristiwa
yaitu peristiwa belajar dan peristiwa mengajar, di mana keduanya terdapat
hubungan yang erat bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan
saling menunjang satu sama lain.
1.
Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.
Perilaku mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan,
pemahaman, keterampilan sikap dan sebagainya. Sedangkan pengertian lain
menyebutkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam buku
yang lain Oemar Hamalik menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses, suatu
usaha, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan yang bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami dan hasilnya bukan suatu
penguasaaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”.
Lebih lanjut Sardiman mengatakan bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik kalau si subjek belajar
itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Perubahan
perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesngajaan itu sendiri
tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:
a.
Kesiapan (readiness): yaitu kapasitas baik fisik
maupun mental untuk melakukan sesuatu.
b.
Motivasi: yaitu dorongan dari dalam diri sendiri
untuk melakukan sesuatu Tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan belajar bahasa Arab
merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Fungsi bahasa Arab dalam Islam
tampak dalam kegiatan-kegiatan peribadatan seperti lafaz sholat, adzan, iqomah
dan lain-lain. Karena sifatnya yang ritual maka lafaz-lafaz tersebut harus
diucapkan dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Arab.
2.
Pengertian Mengajar.
Seiring dengan perkembangan zaman,
definisi mengajar dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Dalam hal ini
ada beberapa definisi tentang mengajar yang dilontarkan oleh para ahli
pendidikan, di antaranya adalah:
Menurut pandangan William H.Burton dalam Subana, dkk, “mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Terkait dengan mengajar Sardiman juga mengemukakan dalam bukunya “mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar”. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun menurut Nana Sudjana pada hakikatnya “mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar”. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu upaya atau usaha sadar yang dilakukan oleh guru dengan merekayasa lingkungan belajar guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Menurut pandangan William H.Burton dalam Subana, dkk, “mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Terkait dengan mengajar Sardiman juga mengemukakan dalam bukunya “mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar”. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun menurut Nana Sudjana pada hakikatnya “mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar”. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu upaya atau usaha sadar yang dilakukan oleh guru dengan merekayasa lingkungan belajar guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Sedangkan pengertian pengajaran
menurut Sastra Widjaja, pengajaran adalah “suatu usaha mengubah seseorang agar
ia dapat berperilaku tetap dimana usaha mengubah itu dilakukan secara
terkendali”. Sedangkan Ahmad Rohani menjelaskan bahwa pengajaran adalah
“totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan
diakhiri dengan evaluasi, dari evaluasi ini diteruskan dengan follow up”.
Singkatnya dapat disimpulkan bahwa konsep pengajaran adalah upaya seorang guru
secara menyeluruh dan terorganisir dalam proses belajar mengajar mulai dari
perencanaan hingga evaluasi untuk mencapai perubahan tingkah laku peserta
didik.
Sedangkan Depag merumuskan bahwa
“Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing dn mengembangkan dan membina kemampuan bahasa Arab siswa
baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa
Arab dalam hal ini bahasa Arab fusha”.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran Menurut Arif dalam bukunya Abdul Hadis Psikologi dalam Pendidikan
disebutkan bahwa masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks
karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari
sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar
mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru sebagai
subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa
adanya faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang dimiliki tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar
dikelas atau ditempat lain dapat berlangsung dengan baik.
Namun pengaruh berbagai faktor lain
tidak boleh diabaikan, misalnya faktor media dan instrument pembelajaran,
fasilitas belajar, infrastruktur sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen
sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi, kurikulum, metode, dan strategi
pembelajaran. Kesemua faktor-faktor tersebut dengan pendekatan berkontribusi
berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil interaksi belajar mengajar di
kelas dan tempat belajar lainnya”
Berikut akan dijelaskan pengaruh
masing-masing faktor sebagai berikut:
a.
Media dan instrumen pembelajaran memiliki
pengaruh dalam membantu guru mendemonstrasikan bahan atau materi pelajaran
kepada siswa sehingga menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif dengan
kata lain media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar
siswa lebih efektif dan efisien.
b.
Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah
memadai di suatu sekolah memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan proses
belajar-mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah yang
memadai di sekolah, proses interaksi belajar-mengajar kurang dapat berjalan
secara maksimal dan optimal.
c.
Metode pengajaran memiliki peranan yang penting
dalam memperlancar kegiatan belajar mengajar artinya proses belajar mengajar
yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar yang
bervariasi. Dalam hal ini tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
d.
Evaluasi atau penilaian berfungsi untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran dan untuk mengetahui keefektifan
proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Tanpa adanya evaluasi guru
tidak akan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan tidak bisa
menilai tindakan mengajarnya serta tidak ada tindakan untuk memperbaikinya.
Syaikh Mustafa Al Gulayani dalam
bukunya bahasa Arab lengkap dengan terjemahannya “Jamiuddurus Arobiyah”
mendefinisikan bahasa Arab sebagai berikut : bahasa Arab adalah kalimat yang
dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud dan tujuan. Jadi
pembelajaran bahasa arab adalah salah satu mata pelajaran aktif dan inti yang
interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan guna mencapai tujuan
pembelajaran dalam proses membelajarkan peserta didik.
B.
Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
Problematika adalah unit-unit dan
pola-pola yang menunjukkan perbedaan struktur antar satu bahasa dengan bahasa
yang lain. Problema dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu faktor yang
bisa menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam
bidang studi bahasa Arab. Problema tersebut muncul dari kalangan pengajar
(guru) dan peserta didik itu sendiri. Pembagiannya problematika dalam pembelajaran bahasa arab yaitu
ada dua, pertama problema linguistik dan non-lingistik.
1.
Problematika Linguistik
Problematika linguistik adalah
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang
diakibatkan oleh karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa Asing bagi
anak-anak Indonesia. Problema yang datang dari pengajar adalah kurangnya
profesionalisme dalam mengajar dan keterbatasannya komponen-komponen yang akan
terlaksannya proses pembelajaran bahaa Arab baik dari segi tujuan, bahan
pelajaran (materi), kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran,
dan alat evaluasi. Adapun yang
termasuk problematika linguistik adalah sebagai berikut :
a)
Tata bunyi
Sebenarnya pembelajaran bahasa Arab di
Indonesia sudah berlangsung berabad-abad lamanya, akan tetapi aspek tata bunyi
sebagai dasar untuk mencapai kemahiran menyimak dan berbicara kurang mendapat
perhatian. Hal ini disebabkan karena pertama, tujuan pembelajaran bahasa Arab
hanya diarahkan agar pelajar mampu memahami bahasa tulisan yang trdapat dalam
buku-buku berbahasa Arab. Kedua, pengertian hakekat bahasa lebih banyak
didasarkan atas dasar metode gramatika-terjamahan. Dengan sendirinya gambaran
dan pengertian bahasa atas metode ini tidak lengkap dan utuh, karena mengandung
tekanan bahwa bahasa itu pada dasarnya adalah ujaran. Memang perlu diketahui
bahwa diberbagai pesantren, masjid, bahkan di rumah-rumah dalam rangka
mengajarkan Al-Qur’an telah diajarkan tata bunyi bahasa yang disebut makharijul
huruf dalam ilmu tajwid.
Akan tetapi ilmu tersebut menitik beratkan
perhatian hanya untuk kepentingan kemahiran membaca Al-Qur’an, bukan untuk
tujuan membina dan mengembangkan kemahiran menggunakan bahasa Arab. Jadi selama
ini tata bunyi kurang diperhatikan dalam mempelajari bahasa Arab. Akibatnya
seorang yang sudah lama mempelajari bahasa Arab masih juga kurang baik dalam
pengucapan kata-kata atau kurang cepat memahami kata-kata yang diucapkan orang
lain. Akibatnya seanjutnya masih terdapat kesalahan menulis ketika pelaaran
didiktekan baik pelajaran bahasa Arab atau pelajaran-pelajaran lain yang
bersangkut paut dengan bahasa Arab.
b)
Kosa kata
Faktor menguntungkan bagi para pelajar
bahasa Arab dan bagi guru bahasa Arab di Indonesia adalah segi kosa kata atau
perbendaharaan kata karena sudah banyak sekali kata Arab yang masuk ke dalam
bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Namun demikian, perpindahan kata-kata dari
bahasa asing ke dalam bahasa siswa dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
1)
Pegeseran arti.
2)
Lafaznya berubah dari bunyi aslinya tetapi
artinya tetap.
3)
Lafaznya tetap, tetapi artinya sudah berubah
seperti kata “kalimat” yang bahasa Indonesianya adalah susunan kata-kata,
sedangkan arti dalam bahasa arab kata-kata.
4)
Tata kalimat
Ilmu nahwu bukanlah ilmu mempelajari
i’rab yaitu perubahan akhir kata karena berubah fungsi kata itu adalah kalimat,
dan binaa’ yaitu tidak adanya prubahan akhir kata meskipun kata itu
berubah-ubah fungsi dalam kalimat. Ilmu nahwu adalah sintak yakni ilmu menyusun
kalimat, sehingga kaidah-kaidahnya mencakup hal-hal lain disamping i’rab dan
binaa’.
5)
Tulisan
Adapun faktor yang mugkin menghambat
pembelajaran bahasa arab ialah tulisan Arab yang berbeda sama sekali dengan
bahasa siswa (tulisan latin) . Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
meskipun sudah duduk di perguruan tinggi seperti IAIN, masih juga membuat
kesalahan dalam menulis Arab baik mengenai pelajaran bahasa maupun ayat-ayat
Al-Quran dan Hadits, baik pada buku catatan ataupun dalam karangan-karangan
ilmiah.[2]
2.
Problematika Non Linguistik
a.
Siswa
b.
Materi & Kurikulum
c.
Metode
d.
Media & Sarana Prasarana
e.
Guru
f.
Lingkungan (Kebahasan)
g.
Waktu Belajar
Adapun yang termasuk Non-Linguistik [Siswa]
a.
Sikap
b. Motivasi
c. Minat [Interest]
d. Furuq
fardiyah
e. Orientasi
f. Cara
pandang “Bahasa Arab sulit”.
Sedangkan untuk Non-Linguistik [Materi-Kurikulum]
a. Alokasi
waktu pembelajaran
b. Pemilihan
materi yang menarik
c. Kekurangan
ketersediaan materi yang bervariasi
d. Kemampuan
dalam menyusun materi pembelajaran
Berikutnya problematika Non-Linguistik [Metode] sebagai berikut
a. Ketidaktauan
guru tentang metode
b. Ketidaktepatan
dalam memilih metode
c. Metode
yang ditawarkan guru tidak menarik
d. Terobosan
dalam metode pembelajaran
Dan problematika Non-Linguistik [Guru] adalah :
a. Profesionalisme
b. Pencontohan
c. Kreativitas/
Inovasi
d. Kemampuan
memahami metode
e. Mencari
alternatif metode
f. Penentuan
Metode yang tepat
Sedangkan problematika Non-Linguistik [Media] adalah :
a. Keterbatasan
media yeng tersedia
b. Keterbatasan
kemampuan sekolah dalam menyediakan media pembelajaran
Dan problematika Non-Linguistik [Lingkungan] adalah :
a. Kelas
(more than 20)
Dalam
pembelajaraan bahasa Arab masih banyak problematika yang
diahadapi peserta didik maupun guru. Berikut beberapa problematika dan solusi
dalam pembelajaran bahasa Arab, antara lain :
diahadapi peserta didik maupun guru. Berikut beberapa problematika dan solusi
dalam pembelajaran bahasa Arab, antara lain :
1)
Rendahnya minat dan motivasi
belajara siswa terhadap pelajaran bahasa
arab, maka guru harus terus emotivasi dan menyadarkan siswa akan
urgensinya belajar bahasa arab
arab, maka guru harus terus emotivasi dan menyadarkan siswa akan
urgensinya belajar bahasa arab
2)
Tidak adanya keseimbangan
(rate) peserta didik dalam kelas studi bahasa
arab. Siswa pembelajar cukup bervariasi ada yang sebelumnya sudah
mengenal bahasa Arab dan ada yang tidak memiliki latar belakang belajar
bahasa Arab, hal ini menyulitkan guru. Untuk mengatasi hal ini perlu
adanya kelas khusus dan intesif di luar jam sekolah bagi siswa yang belum
mengenal bahasa arab.
arab. Siswa pembelajar cukup bervariasi ada yang sebelumnya sudah
mengenal bahasa Arab dan ada yang tidak memiliki latar belakang belajar
bahasa Arab, hal ini menyulitkan guru. Untuk mengatasi hal ini perlu
adanya kelas khusus dan intesif di luar jam sekolah bagi siswa yang belum
mengenal bahasa arab.
3)
Siswa kesulitan dengan materi
pembelajaran bahasa arab karena tidak
adanya kesesuaian materi dengan tingkat intelektual siswa, materi pelajaran
bahasa jauh berada diatas jangkauan panalaran siswa, sehingga
menyulitkan mereka memahaminya, maka guru harus jeli dalam
memilihkan buku teks dan memberikan materi sesuai dengan kemampuan
siswa.
adanya kesesuaian materi dengan tingkat intelektual siswa, materi pelajaran
bahasa jauh berada diatas jangkauan panalaran siswa, sehingga
menyulitkan mereka memahaminya, maka guru harus jeli dalam
memilihkan buku teks dan memberikan materi sesuai dengan kemampuan
siswa.
4)
Kesan negatif siswa terhadap
bahasa Arab, bahwa bahasa Arab sulit dan
rumit untuk itu guru harus menggunakan teknik yang tepat dalam pembelajaran bahasa arab agar siswa dapat dengan mudah memahaminya.
rumit untuk itu guru harus menggunakan teknik yang tepat dalam pembelajaran bahasa arab agar siswa dapat dengan mudah memahaminya.
5)
Strategi dan metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Arab
sering tidak tepat, monoton dan tidak variatif. Karena itu guru harus pandai
dalam memilih strategi dan metode. Strategi dan metode harus
disesuaikan dengan perkembangan peserta didik dan variatif sehingga
peserta didik tidak cepat bosan.
sering tidak tepat, monoton dan tidak variatif. Karena itu guru harus pandai
dalam memilih strategi dan metode. Strategi dan metode harus
disesuaikan dengan perkembangan peserta didik dan variatif sehingga
peserta didik tidak cepat bosan.
6)
Sulitnya membentuk lingkungan
bahasa Arab. Hal ini menyebabkan siswa
kesulitan dalam mengembangkan kemampauan bahasa Arabnya secara
aktif. Maka perlu dibentuk Club bahasa Arab di sekolah sekolah yang
mengajarakan bahasa Arab.
kesulitan dalam mengembangkan kemampauan bahasa Arabnya secara
aktif. Maka perlu dibentuk Club bahasa Arab di sekolah sekolah yang
mengajarakan bahasa Arab.
7)
Guru tidak terbiasa
menggunakan bahasa arab dalam pembelajaran.
Minimnya guru yang menguasai bahasa arab secara aktif dan masih
banyak yang malu untuk praktik. Untuk mengatasi hal ini guru bahasa
Arab harus aktif dan berani memprtaktekkannya sehingga siswa ikut
termotivasi untuk bisa berbahasa Arab secara aktif.[4]
Minimnya guru yang menguasai bahasa arab secara aktif dan masih
banyak yang malu untuk praktik. Untuk mengatasi hal ini guru bahasa
Arab harus aktif dan berani memprtaktekkannya sehingga siswa ikut
termotivasi untuk bisa berbahasa Arab secara aktif.[4]
C.
Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Problematka
Pembelajaran Bahasa Arab Untuk mengatasi problema pembelajaran bahasa arab diperlukan
seorang guru bahasa arab yang lebih profesional dalam menyampaikan materi atau
memilii strategi mengajar yang handal sehingga siswa mudah dapat mendengarkan
ucapan melalui petunjuk guru tetang lafaz dan kosa kata yang baik dan sekaligus
dapat memahami arti atau maksud dari materi yang telah dipelajari.
Kemudian untuk memotivasi belajar
siswa paerlu adanya pelajaran tambahan bahasa arab, agar siswa termotivasi
dalam memahami, membaca, menulis, dan menghafal mufradhat. Setelah iu guru
dapat mengetahui keberhasilan siswa melalui evaluasi pembelajaran bahasa arab
selesai. Upaya untuk mengatasi problematika pembelajaran bahasa arab dari segi
linguistik adalah sebagai berikut:
Pada sistem tata bunyi bahasa Arab
disebut ilmu tajwid Al-Qur’an, yaitu dengan mempelajari makharijul huruf. Pada
tingkatan ini hendaknya guru bahasa Arab bersabar untuk melatih siswanya agar
berkali-kali mengucapkan huruf-huruf Arab. Karena bahasa Arab tidak sama dengan
bahasa-bahasa lain, yaitu dalam bahasa Arab, siswa akan memahami bahasa Arab
(tulisannya) terlebih dahulu sebelum tulisanya itu dibacanya. Suatu hal yang
sangat meguntungkan bagi pelajar ialah, jika mereka ingin mempelajari bahasa
Arab, dalam bahasa Indonaesia ada banyak perbendaharaaan kata yang aslinya
diambil dari bahasa Arab. Dengan persamaan kata Arab dan kata Indonesia yang
sudah tersedia akan memudahkan siswa dalam mempelajari bahasa Arab.
Tata kalimat dalam bahasa Arab disebut
nahwu dan sharaf, adalah sangat penting jika ingin memahami tulisan berbahasa
Arab. Tetapi jika seseorang bertujuan ingin memperlancar pembicaraan, maka
tidak cukup hanya berbekal dengan nahwu sharaf saja, melainkan harus sering
latihan dalam hal ini secara berimbang yaitu : sima’iyah, muhadtsah, kitabah,
dan qira’ah. Dari segi tulisan, tulisan bahasa Arab berkaitan dengan imla’ dan
khat. Dalam bahasa Indonesia hurufnya ditulis dari kiri ke kanan, maka huruf
Arab ditulis dari kanan kae kiri. Hal ini juga memerlukan waktu latihan yang
cukup menyita waktu bagi siswa, asal tekun semuanya akan mudah diatasinya.
Latihan-latihan yang dapat memberikan
kemampuan menulis bahasa Arab dengan melalui tahap-tahapnya sebagai berikut
yakni : pengenalan huruf hijaiyah, latihan tentang huruf hijaiyah, latihan
vokal dan konsonan, latihan tentang al qamariah dan al syamsiah, dan pengenalan
syaddah dan tanwin. Dalam pembelajaran bahasa Arab dewasa ini, sebagaimana
materi materi pelajaran bahasa Arab mengandung hal-ha yang dapat memberikan
gambaran sekitar sosio-kulturil bangsa Arab yang ada hubungannya dengan praktek
penggunaan bahasa Arab.
Untuk mengatasi problematika di atas
tersebut hendaknya sebahagian materi-materi pelajaran bahasa Arab mengandung
hal-hal yang dapat memberikan gambaran sosial-kulturil orang Indonesia yang
hubungannya dengan materi kontekstual sesuai dengan pengalaman bahasa pelajar.
Hal tersebut penting oleh karena dengan pengetahuan sekitar sosio-kulturil
diharapkan pelajar bahasa Arab dapat lebih cepat memahami pengertian dari
ungkapan-ungkapan, istilah-istilah, dan nama-nama benda yang khas bagi bahasa
Arab dan tidak ada persamaannya dalam bahasa Indonesia[5]
Di
samping itu semua masih ada beberapa solusi yang bisa membantu pembelajaran
bahasa arab menjadi efektif dan efisien, dengan
cara
1.
Mengatasi problem berdasarkan identifikasi
jenis dan sebab, keterkaitan. (pre-post-pasca)
a.
Analisis kontrastif
b.
Error analysis
2.
Memberi porsi yang memadai untuk
problem yang terdidentifikasi dengan mempertimbangkan.
a.
Metode
b.
Penjenjangan
c.
Drill (memberi porsi yang
memadai)
d.
Exercises (memberi porsi yang
memadai)
3.
Menyederhanakan nahwu dan sharaf,
minimal menyederhanakan istilah yang digunakan.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A.
Problematika Bahasa Arab
1)
Linguistik
2)
Non-Linguistik
a.
Problem
Linguistik
1)
Tata bunyi
2)
Kosa kata
b. Non-Linguistik
1)
Siswa
2)
Materi & Kurikulum
3)
Metode
4)
Media &
Sarana Prasarana
5)
Guru
6)
Lingkungan (Kebahasan)
7)
Waktu
Belajar
B. Upaya-Upaya Untuk Mengatasi
Problematka Pembelajaran Bahasa Arab
1)
guru bahasa arab yang lebih profesional dalam
menyampaikan materi atau memilii strategi mengajar
2)
perlu adanya pelajaran tambahan bahasa arab, agar
siswa termotivasi dalam memahami, membaca, menulis, dan menghafal mufradhat
3)
dengan mempelajari makharijul huruf
4)
dengan memperdalamtata bahasa
nahwu sharaf
5)
Latihan-latihan yang dapat memberikan kemampuan
menulis bahasa Arab dengan melalui tahap-tahapnya
6)
materi-materi pelajaran bahasa Arab mengandung
hal-hal yang dapat memberikan gambaran sosial-kulturil orang Indonesia yang
hubungannya dengan materi kontekstual sesuai dengan pengalaman bahasa pelajar.
DAFTAR RUJUKAN
·
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2236869-problematika-dan-solusi-pembelajaran-bahasa/
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Pendaftaran Pascasarjana STAIN Tulungagung
Disusun Oleh:
MUH. HABIBULLOH
PROGRAM
PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG
SEPTEMBER
2012
|
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Karunia, Taufiq dan Hidayah-Nya, shalawat serta salam yang selalu terlimpahkan
kepada Rasulullah SAW, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "
Problematika Pembelajaran Bahasa Arab dan Pemecahannya " sebagai pemenuhan
Syarat Pendaftaran Pascasarjana STAIN Tulungagung.
Meskipun
makalah ini penulis susun dengan segenap kemampuan yang ada, namun penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis telah mendapat bantuan dari banyak pihak,
melalui kesempatan yang banyak ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
:
1. Bapak Dr. As'aril Muhajir, M.Ag, selaku direktur program
pascasarjana STAIN Tulungagung
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung demi terselesaikannya
penulisan ini.
Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa menuntun kita ke jalan yang diridhoi. Akhir kata,
penulis berharap semoga hasil tulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan para akademisi khususnya.
Tulungagung, 22 September 2012
Penulis
|
assalamu alaikum,,,,subhanallah,,,syukran ustad,,
BalasHapusmenambah pengetahuan bahasa arabbb
kami menyediakan banyak alat Safety atau sering di sebut Alat Keselamatan kerja untuk para pekerja Proyek, pertambangan atau pembangunan.
BalasHapusAlat Safety sendiri sangat penting dan wajib di gunakan oleh para pekerja, berikut beberapa daftar alat safety yang kami sediakan yaitu:
-Helm atau pelindung kepala
-masker
-safety belt
-sarung tangan
-rompi
-wearpack
-sepatu safety
-pelindung telinga dan masih banyak lagi
untuk lebih detailnya bisa hubungi lewat nomor kami di 081112300319 / 081977000899
#peralatansafety #perlengkapanSafety #rompiproyek #bajusecurity #wearpack #sarungtangan #pelindungkepala #pelindungteling #alatsafetylengkap #perlengkapanK3 #perlengkapanpekerjaSipil
Kunjungi juga Website kami di:
https://juragansafety.blogspot.com/
https://id.pinterest.com/jsafety26/_saved/
https://www.instagram.com/juragansafety26/
https://www.facebook.com/profile.php?id=100071425298180
https://twitter.com/juragan_safety